Asal Usul Desa Adat Bayan Dan Masuknya Islam Di Lombok Utara, pada zaman dahulu Bayan dipimpin oleh seorang Raja yang disebut Datu Bayan bergelar Susuhunan Ratu Mas Bayan Agung, menurut silsilah menyebut bahwa Raja Bayan bersaudara dengan tidak kurang dari 18 orang dari hasil perkawinan Raja sebelumnya dengan beberapa istri dan selir, saudara-saudara Raja Bayan kemudian menyebar ke seluruh pulau Lombok dan hingga kini beranak pinak. Sejarah mencatat dari hasil perkawinan Raja Bayan dengan istri pertamanya mempunyai dua orang putra bergelar Pangeran Mas mutering langit dan Pangeran Mas mutering gumi kedua pangeran ini kemudian meneruskan memerintah dan berkuasa di kerajaan Bayan.
Datu Pangeran Mas Mutering Langit sebagai saudara tertua berkedudukan di Bayan Timur diberikan tugas menjalankan pelaksanaan adat agama yaitu kelembagaan adat yang mengatur hubungan vertikal dengan sang pencipta Allah Swt, sedangkan Datu Pangeran Mas Mutering Jagat ditugaskan di Bayan Barat untuk menjalankan Pelaksanaan Adat Luir Gama atau kelembagaan adat yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan, lingkungan dan adat istiadat lainya.
Asal Mula Masuknya Islam Di Bayan Lombok
Islam masuk di Bayan Lombok tidak terlepas dari perkembangan Agama Islam di Tanah Jawa yang disebarkan oleh Wali Songo, Agama Islam masuk melaui pesisir utara Pulau Lombok pada masa Sunan Dalem (1505-1545 M) menjadi Raja Gersik yaitu putera dari Sunan Giri Kedaton. Agama Islam di Bayan dibawa oleh pedagang pedagang dari Gersik Jawa Timur melalui Pelabuhan Carik, dan dilanjutkan oleh generasi ke 4 Gersik yaitu cucu dari Sunan Dalem yaitu Sunan Prapen ( 1548-1602 M ),dan salah seorang Murid Syeikh Siti Jenar bernama Kebo Kanigoro yang dikenal dengan nama Sunan Pengging datang ke Lombok ketika terjadi gonjang ganjing tentang ajaran Syeikh Siti Jenar di Demak Bintoro.
Dalam salah satu naskah lontar kuno daerah ini sering disebut kerajaan suwung atau kerajaan sepi, konon sebuah kerajaan yang lebih banyak ditinggalkan penghuninya. Bayan konon disebut daerah tertua di Pulau Lombok merupakan pusat berkembangnya budaya yang menyebar ke se antero pulau Lombok. Adat saking gumi Bayan kutipan dalam salah satu yang tertulis di naskah lontar kuno berarti bahwa Adat masyarakat Lombok berpusat dari Gumi Bayan.
Gumi Bayan sebutan bagi daerah bayan sering disebut Gumi Nina (Perempuan) bermakna Gumi dengan kasih sayang mencerminkan watak perilaku dan harmonisasi Penghuninya dalam membina hubungan antara manusia dengan alamnya,manusia dengan lingkungan dan manusia dengan sang pencipta
Kerajaan Bayan terbentang sepanjang pantai utara pulau Lombok dengan batas kerajaan Bayan di sebelah timur Tal Baluk saat ini berbatasan dengan kecamatan pringga Lombok timur dan batas sebelah barat Menanga reduh yang saat ini berada di Desa Malaka kecamatan Pemenang kabupaten lombok utara.
Masjid kuno Bayan dan masjid kuno lainya yang terdapat di pulau lombok dengan arsitektur yang sama menunjukkan bukti perkembangan islam di lombok didukung dengan cerita cerita para tetua tentang warisan islam lainya seperti kitab-kitab, jungkat, naskah lontar kuno, naskah khotbah makam-makam leluhur memperkuat keberadaan peradaban islam di Bayan disamping itu terdapatnya bekas kerajaan Bayan yang berpusat di Dusun Bayan timur dan Bayan barat serta rumah adat, loloan, karang bajo, karang salah, anyar, sukadana, semokan, sembagek, sesait, salut, desa beleq gumantar sedangkan ditimur barung birak, sajang, sembalun dan lainya saat ini masih dijaga dan dipelihara oleh keturunan-keturunan mereka.
Perkembangan Pemerintahan Bayan setelah kemerdekaan tidak lagi berbentuk kerajaan dan sudah menyesuaikan diri dalam NKRI sementara waktu belum disebut sebagai sebuah sistem pemerintahan pada daerah Bayan masih disebut Perbekel dengan perbekelnya bernama Raden Singasan, dan Desa Bayan sendiri dipimpin oleh seorang kepala Desa atau disebut Pemusungan dengan pemusungan pertama adalah Raden Bandasari lalu dilanjutkan oleh Raden Dewaram kemudian dilanjutkan lagi oleh Raden Sutasari higga tahun 1966, Raden Sutagede dari tahun 1966 -1979, Raden Gondakusuma dari tahun 1979 - 1998, Raden Sugeti, S.Sos dari tahun 1998 - 2012 dan Raden Madikusuma dari tahun 2012 - 2017, sepanjang perjalanan pemerintahan Desa Bayan telah mengalami beberapa pemekaran antara lain pemekaran atas Desa Anyar, Loloan, Senaru dan Desa Karang Bajo sedangkan wilayah yang kita sebut sekarang dengan sebutan Kecamatan dipimpin oleh seorang camat dengan distrik pertama adalah Raden Singaderia (tahun tidak diketahui), Raden Surya Kusuma (tahun tidak diketahui), Raden Sigeti (tahun tidak diketahui), Raden Kertapati (tahun tidak diketahui) dan Raden Gita Kusuma tahun 1980 (tahun tidak diketahui) dan sepanjang berdirinya kecamatan Bayan pernah satu kali mengalami pemekaran yaitu pemekaran atas Kecamatan Kayangan.
Bayan merupakan Daerah terpencil di Pulau Lombok, Kecamatan Bayan terdiri dari sembilan desa yaitu desa sambik elen, loloan, bayan, senaru, karang bajo, anyar, suka dana, akar-akar dan mumbul sari. Bayan mempunyai tempat wisata yang indah, Air Terjun Sendang Gile atau yang sering di sebut oleh penduduk setempat sebagai Batu Ko' (batu kerbau). Menurut certa rakyat setempat, dulu Sendang Gile adalah tempat bidadari mandi jika sedang turun ke Bumi. Dari Bayan juga dapat dilakukan pendakian ke Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.
0 Response to "Asal Usul Desa Adat Bayan Dan Masuknya Islam Di Lombok Utara"
Post a Comment